Judul
Jurnal
|
Cyber Public Relations (E-PR) dalam
Brand Image Wardah Kosmetik dengan Pedekatan Mixed Method
|
Vol
dan Hlm
|
Vol.1, No.2, Hal. 197-208
|
Tahun
|
2017
|
Penulis
|
Abdul Basit dan Tri Herni Rahmawati
|
Reviewer
|
MURAHMAN
(11643102167)
|
Tanggal
|
2
November 2018
|
·
Latar
Belakang
Masyarakat sipil saat ini sudah
semakin cerdas dan kritis. Hal inilah yang kemudian mendorong mereka lebih
vokal dalam menyampaikan berbagai aspirasinya, guna mendapatkan hak-hak mereka.
Berbagai aspirasi sering disuarakan diruang publik melalui berbagai ekspresi
dan media. Tentu hal ini merupakan realisasi dari kebebasan berekspresi yang
dilindungi oleh undang-undang. Berbagai bentuk ekspresi pun disampaikan mulai
dari menulis di media massa, turun ke jalan, audiensi, hingga mengkritisi
berbagai kebijakan dan pelayananan publik melalui media internet termasuk media
sosial.
Salah satu lembaga Negara yang
sering mendapat masukan maupun kritikan oleh publik yaitu Kepolisian Republik Indonesia,
yang mana institusi ini sering mendapat kritikan dan tuntutan publik agar
institusi ini berbenah dan senantiasa meningkatkan pelayanan publiknya. Tentu
hal ini perlu disikapi secara bijak, dan bukan dipandang sebagai upaya
menjatuhkan reputasi dan kredibilitas Polri. Bentuk kritikan dan masukan ini
merupakan wujud dari dukungan publik terhadap Polri agar institusi ini terus
berbenah dan semakin dekat dengan publik melalui berbagai pelayanannya.
Tentu hal ini pun disadari betul
oleh Polri. Berbagai perbaikan dan reformasi pun terus dilakukan di tubuh
polri. Hal ini merupakan bagian dari upaya Porli untuk terus memberikan
pelayanan terhadap publik. Adapun salah satu program Polri yang berhubungan
dengan pelayanan publik yaitu Program percepatan quick wins yang mana program tersebut merupakan upaya untuk
membangun kepercayaan masyarakat melalui program yang mendukung kepentingan dan
pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dalam pelayanan yang cepat, mudah, dan
terjangkau.
Saat ini Polri terus mengembangkan
dan meningkatkan kualitas layanannya, mulai dari sistem pelayanan tatap muka
hingga pelayanan berbasis online. Layanan berbasis online Polri salah satunya
dilaksanakan oleh Divisi Humas Polri melalui website humas.polri.id. Website
ini tidak hanya dijadikan sebagai media komunikasi Polri dengan publik, tetapi
sebagai media untuk merealisasikan dan mendukung keterbukaan informasi publik
sebagaimana dimanahkan dalam UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (KIP).
Tak berhenti di situ, Polri
membentuk Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PID) secara struktur berada di
bawa Kadiv Humas Polri. Pembangunan website Polri dilakukan pada 2011. Menurut
Helfi, pembangunan website merupakan proyek PID pertama. Pembangunan dan
pengembangan webiste mencakup 13 Polres di Polda Metro, 31 Polda dan 34 Satuan
Kerja (Satker).Dalam website Polri terdapat berbagai pelayanan. Mulai berita
yang memuat berbagai peristiwa di berbagai satuan kepolisian di tingkat Polda
di Indonesia, siaran pers, pelayanan masyarakat, UU dan peraturan, serta profil
Polri. Menurut Helfi, setiap hari Polri akan memberikan informasi kepada publik
di semua satuan wilayah mulai Polres, Polda hingga Mabes. Kemudian tujuan kita
memberikan akses informasi dengan mudah, atau memberikan kemudahan akses
informasi yang berkaitan dengan apapun dengan tugas-tugas kinerja kepolisian.
Penggunaan media website dan media
sosial lainnya yang berbasis internet, tentu akan berdampak positif terhadap
peningkatan kualitas pelayanan publik, setidaknya diharapkan dapat memangkas
birokrasi. Kiniuntuk mendapatkan informasi, masyarakat tidak lagi harus datang
ke kantor polisi, tetapi tinggal membuka website Polri saja.Selain itu,
masyarakat pun dimudahkan memberikan masukan demi perbaikan Polri dalam
meningkatkan pelayanannya. Melalui website-nya, Polri mampu membuka akses
informasi luas kepada masyarakat. Tak hanya informasi berupa peraturan,
perkembangan penanganan perkara, pelaporan kinerja dan berbagai
terobosan-terobosan kepolisian ditiap wilayah satuan kerja polri pun dapat
diakses masyarakat.
Untuk mendukung terobosan yang
dilakukan Polri ini, tentu diperlukan sentuhan dan dukungan praktisi
komunikasi, dalam hal ini yaitu public
relations Polri dalam menjalankan peran cyber
public relations ini. Penerapan cyber
public retions ini merupakan
ujung tombak dalam mensukseskan program Polri, khususnya mengenai pelayanan informasi publik. Sehingga website
dan media sosial lainnya tidak hanya sebagai media komunikasi semata, tetapi
sebagai media yang dapat menampung aspirasi berbagai ekspektasi publik.
Dalam konteks ini, peneliti melihat
ada sesuatu yang unik dalam aktivitas pengelolaan website Polri ini, oleh
karena itu peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana penerapan Peran Cyber Public Relations Humas Polri Dalam
Memberikan Pelayanan Informasi Publik Secara Online, melalui website
humas.polri.go.id sebagai implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi
Publik. Luaran penelitian ini diharapkan dapat merumuskan berbagai rekomendasi
mengenai bagaimana memberikan service
excellent kepada publik melalui peran cyber
public relations. Hal inilah yang kemudian menelisik peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
·
Tujuan
Untuk meneliti bagaimana penerapan Cyber
Public Relations (E-PR) dalam Brand Image Wardah Kosmetik dengan Pedekatan
Mixed Method.
·
Metodologi
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif (mixed method), yaitu explanatory mixed-method design (Creswell,
2008). Populasi dalam penelitian ini adalah para pengunjung Mall Tangerang;
data rata-rata pengunjung per hari dalam bulan Juni 2017 adalah 59,889 orang.
Teknik sampling yang digunakan adalah non-probability sampling, yaitu teknik pengambilan
sampel yang tak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Pada penelitian ini, jenis sampling yang
diambil adalah incidental sampling dengan sampel 100 orang pengunjung Mall
Tangerang. Penelitian diawali dengan pengumpulan data dan analisis secara
kuantitatif, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data dan analisis secara kualitatif. Hasil
penelitian kualitatif tersebut digunakan untuk memberi penjelasan lebih jauh mengenai fenomena yang
belum dijelaskan berdasarkan hasil penelitian kuantitatif.
·
Hasil
Hasil penelitian ini memiliki dua
kategori, yaitu kuantitatif serta kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian
kuantitatif, rata-rata pengguna produk Wardah adalah wanita muda yang rata-rata
berusia 16-25 tahun (25%), 26-35 (20%), 36-45 (10%), dan 46-55 (6%). Dari data
tersebut, bisa dikatakan bahwa pengguna produk Wardah didominasi oleh kaum
muda. Artinya, Wardah mempunyai segmentasi pasar sendiri bagi produk
kosmetiknya di tengah dinamis dan ketatnya persaingan yang ada.
Sementara itu, dari hasil penelitian
kualitatif yang dilakukan lewat wawancara dengan beberapa pakar PR, dari kelima
variabel independen yang digunakan hanya situs pencari online dan media sosial
yang berhubungan dengan aktivitas E-PR Wardah. Pemanfaatan kedua aspek tersebut
(situs pencari online serta media sosial) senada dengan yang dinyatakan Ruslan
(2008: 15) bahwa praktisi PR masa kini harus mampu memahami tanda-tanda zaman,
era globalisasi, dan didukung oleh kemajuan teknologi informasi yang serba
canggih. Artinya, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi harus bisa
dimanfaatkan bagi tujuan penyampaian pesan, memperoleh informasi serta memantau
perkembangan teknologi, ekonomi dan politik secara global.
Dengan memanfaatkan situs pencari
online dan media sosial, konsumen dapat dengan mudah mencari informasi produk
kosmetik Wardah. Apabila konsumen memerlukan informasi lebih mendalam mengenai
produk kosmetik Wardah yang dicarinya, konsumen tentunya dapat mengakses website
Wardah yang menyajikan informasi resmi dan mendalam tentang berbagai produknya.
Selain itu, konsumen juga dapat memanfaatkan layanan tanya-jawab melalui email yang
sudah disediakan jika masih menemui informasi yang belum jelas terkait dengan
produk produk kosmetik Wardah.
Hanya saja, pada website perusahaan,
meskipun tampilan/desainnya sudah bagus dan modern, sayangnya kanal berita yang
tersedia jarang diupdate. Ketika penelitian ini dilakukan, berita terkini ialah
berita yang dirilis pada 2016. Padahal, bagian ini juga seharusnya mendapat perhatian
agar berita-berita yang disajikan bisa terus up-to-date.
Dengan demikian, selain guna
mempermudah konsumen mengakses informasi produk kosmetik Wardah, aktivitas
cyber public relations yang dilakukan Wardah juga berdampak pada brand image
perusahaan baik secara langsung maupun tak langsung. Dalam hal ini, PR dengan mudah
bisa menjangkau publik yang lebih luas dalam hal penyajian informasi, meskipun
proses ini tidak menjamin kedekatan emosional antara PR dan publik perusahaan.
Artinya, kedekatan emosional tersebut bersifat tertunda di mana feedback tidak
bisa langsung didapatkan.
Namun demikian aktivitas E-PR tentu
mempunyai lebih banyak manfaat jika digunakan dengan baik dan benar. Misalnya
dengan tetap berpegang pada prinsip keterbukaan informasi, kejujuran dalam
menyampaikan informasi mengenai produk/jasa yang ditawarkan, kecepatan dalam merespon
feedback yang diberikan. Apabila ketiga hal tersebut diabaikan tidak mustahil
akan menimbulkan ketidakpercayaan konsumen kepada produk dan menurunkan brand
image perusahaan yang sudah tertanam dengan baik di dalam benak para
konsumennya.
·
Kesimpulan
Penelitian ini
menyimpulkan bahwa secara bersamaan variabel dependen yang terdiri dari website
perusahaan, publisitas situs pencari online (Google, Yahoo), press release
online, email autoresponder, dan media sosial, secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap brand image (50%), sementara sisanya (50%) dipengaruhi oleh
faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Adapun dua
variabel dependen yang menunjukkan pengaruh tinggi ialah situs pencari online
dan media sosial. Hal ini menunjukkan jikaa khalayak bisa semakin mudah mencari
informasi mengenai produk kosmetik Wardah melalui internet.
·
Kelebihan
Penelitian
Kelebihan
penelitian ini terdapat pada metode yang digunakan, yaitu menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif dinilai sangat efektif
digunakan dalam mencari tanggapan atau pandangan dalam suatu masalah karena
adanya kontak secara langsung yang terjadi , sehingga dapat menghasilkan
penelitian yang jelas sehingga mudah untuk di pahami oleh para pembaca. Selain itu
peneliti juga menggunakan metode kuantitatif sehingga data yang didapatkan
kemungkinan error nya sangat kecil.
·
Kekurangan
Penelitian
Kekurangan
dalam penelitian ini adalah public yang diwawancarai didalam penelitian ini
tidak jelas. Sehingga kita tidak tau pasti apakah public merasa pelayanan yang
diberikan itu sudah memenuhi keinginan
atau tidak.
Untuk kalian
yang ingin melihat sumber atau jurnal lengkapnya bisa klik disini.
0 komentar:
Posting Komentar