Jumat, 02 November 2018

Review Jurnal Tentang Cyber Public Relations (E-PR) dalam Brand Image Wardah Kosmetik dengan Pedekatan Mixed Method



Judul Jurnal
Cyber Public Relations (E-PR) dalam Brand Image Wardah Kosmetik dengan Pedekatan Mixed Method
Vol dan Hlm
Vol.1, No.2, Hal. 197-208
Tahun
2017
Penulis
Abdul Basit dan Tri Herni Rahmawati
Reviewer
MURAHMAN (11643102167)
Tanggal
2 November 2018

·         Latar Belakang

Masyarakat sipil saat ini sudah semakin cerdas dan kritis. Hal inilah yang kemudian mendorong mereka lebih vokal dalam menyampaikan berbagai aspirasinya, guna mendapatkan hak-hak mereka. Berbagai aspirasi sering disuarakan diruang publik melalui berbagai ekspresi dan media. Tentu hal ini merupakan realisasi dari kebebasan berekspresi yang dilindungi oleh undang-undang. Berbagai bentuk ekspresi pun disampaikan mulai dari menulis di media massa, turun ke jalan, audiensi, hingga mengkritisi berbagai kebijakan dan pelayananan publik melalui media internet termasuk media sosial.

Salah satu lembaga Negara yang sering mendapat masukan maupun kritikan oleh publik yaitu Kepolisian Republik Indonesia, yang mana institusi ini sering mendapat kritikan dan tuntutan publik agar institusi ini berbenah dan senantiasa meningkatkan pelayanan publiknya. Tentu hal ini perlu disikapi secara bijak, dan bukan dipandang sebagai upaya menjatuhkan reputasi dan kredibilitas Polri. Bentuk kritikan dan masukan ini merupakan wujud dari dukungan publik terhadap Polri agar institusi ini terus berbenah dan semakin dekat dengan publik melalui berbagai pelayanannya.

Tentu hal ini pun disadari betul oleh Polri. Berbagai perbaikan dan reformasi pun terus dilakukan di tubuh polri. Hal ini merupakan bagian dari upaya Porli untuk terus memberikan pelayanan terhadap publik. Adapun salah satu program Polri yang berhubungan dengan pelayanan publik yaitu Program percepatan quick wins yang mana program tersebut merupakan upaya untuk membangun kepercayaan masyarakat melalui program yang mendukung kepentingan dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dalam pelayanan yang cepat, mudah, dan terjangkau.

Saat ini Polri terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas layanannya, mulai dari sistem pelayanan tatap muka hingga pelayanan berbasis online. Layanan berbasis online Polri salah satunya dilaksanakan oleh Divisi Humas Polri melalui website humas.polri.id. Website ini tidak hanya dijadikan sebagai media komunikasi Polri dengan publik, tetapi sebagai media untuk merealisasikan dan mendukung keterbukaan informasi publik sebagaimana dimanahkan dalam UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP).

Tak berhenti di situ, Polri membentuk Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PID) secara struktur berada di bawa Kadiv Humas Polri. Pembangunan website Polri dilakukan pada 2011. Menurut Helfi, pembangunan website merupakan proyek PID pertama. Pembangunan dan pengembangan webiste mencakup 13 Polres di Polda Metro, 31 Polda dan 34 Satuan Kerja (Satker).Dalam website Polri terdapat berbagai pelayanan. Mulai berita yang memuat berbagai peristiwa di berbagai satuan kepolisian di tingkat Polda di Indonesia, siaran pers, pelayanan masyarakat, UU dan peraturan, serta profil Polri. Menurut Helfi, setiap hari Polri akan memberikan informasi kepada publik di semua satuan wilayah mulai Polres, Polda hingga Mabes. Kemudian tujuan kita memberikan akses informasi dengan mudah, atau memberikan kemudahan akses informasi yang berkaitan dengan apapun dengan tugas-tugas kinerja kepolisian.

Penggunaan media website dan media sosial lainnya yang berbasis internet, tentu akan berdampak positif terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik, setidaknya diharapkan dapat memangkas birokrasi. Kiniuntuk mendapatkan informasi, masyarakat tidak lagi harus datang ke kantor polisi, tetapi tinggal membuka website Polri saja.Selain itu, masyarakat pun dimudahkan memberikan masukan demi perbaikan Polri dalam meningkatkan pelayanannya. Melalui website-nya, Polri mampu membuka akses informasi luas kepada masyarakat. Tak hanya informasi berupa peraturan, perkembangan penanganan perkara, pelaporan kinerja dan berbagai terobosan-terobosan kepolisian ditiap wilayah satuan kerja polri pun dapat diakses masyarakat.

Untuk mendukung terobosan yang dilakukan Polri ini, tentu diperlukan sentuhan dan dukungan praktisi komunikasi, dalam hal ini yaitu public relations Polri dalam menjalankan peran cyber public relations ini. Penerapan cyber public retions ini merupakan ujung tombak dalam mensukseskan program Polri, khususnya mengenai pelayanan informasi publik. Sehingga website dan media sosial lainnya tidak hanya sebagai media komunikasi semata, tetapi sebagai media yang dapat menampung aspirasi berbagai ekspektasi publik.

Dalam konteks ini, peneliti melihat ada sesuatu yang unik dalam aktivitas pengelolaan website Polri ini, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana penerapan Peran Cyber Public Relations Humas Polri Dalam Memberikan Pelayanan Informasi Publik Secara Online, melalui website humas.polri.go.id sebagai implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Luaran penelitian ini diharapkan dapat merumuskan berbagai rekomendasi mengenai bagaimana memberikan service excellent kepada publik melalui peran cyber public relations. Hal inilah yang kemudian menelisik peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

·         Tujuan

Untuk meneliti bagaimana penerapan Cyber Public Relations (E-PR) dalam Brand Image Wardah Kosmetik dengan Pedekatan Mixed Method.

·         Metodologi

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif (mixed method), yaitu explanatory mixed-method design (Creswell, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah para pengunjung Mall Tangerang; data rata-rata pengunjung per hari dalam bulan Juni 2017 adalah 59,889 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah non-probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Pada penelitian ini, jenis sampling yang diambil adalah incidental sampling dengan sampel 100 orang pengunjung Mall Tangerang. Penelitian diawali dengan pengumpulan data dan analisis secara kuantitatif, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data dan analisis secara kualitatif. Hasil penelitian kualitatif tersebut digunakan untuk memberi penjelasan lebih jauh mengenai fenomena yang belum dijelaskan berdasarkan hasil penelitian kuantitatif.

·         Hasil

Hasil penelitian ini memiliki dua kategori, yaitu kuantitatif serta kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian kuantitatif, rata-rata pengguna produk Wardah adalah wanita muda yang rata-rata berusia 16-25 tahun (25%), 26-35 (20%), 36-45 (10%), dan 46-55 (6%). Dari data tersebut, bisa dikatakan bahwa pengguna produk Wardah didominasi oleh kaum muda. Artinya, Wardah mempunyai segmentasi pasar sendiri bagi produk kosmetiknya di tengah dinamis dan ketatnya persaingan yang ada.

Sementara itu, dari hasil penelitian kualitatif yang dilakukan lewat wawancara dengan beberapa pakar PR, dari kelima variabel independen yang digunakan hanya situs pencari online dan media sosial yang berhubungan dengan aktivitas E-PR Wardah. Pemanfaatan kedua aspek tersebut (situs pencari online serta media sosial) senada dengan yang dinyatakan Ruslan (2008: 15) bahwa praktisi PR masa kini harus mampu memahami tanda-tanda zaman, era globalisasi, dan didukung oleh kemajuan teknologi informasi yang serba canggih. Artinya, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi harus bisa dimanfaatkan bagi tujuan penyampaian pesan, memperoleh informasi serta memantau perkembangan teknologi, ekonomi dan politik secara global.

Dengan memanfaatkan situs pencari online dan media sosial, konsumen dapat dengan mudah mencari informasi produk kosmetik Wardah. Apabila konsumen memerlukan informasi lebih mendalam mengenai produk kosmetik Wardah yang dicarinya, konsumen tentunya dapat mengakses website Wardah yang menyajikan informasi resmi dan mendalam tentang berbagai produknya. Selain itu, konsumen juga dapat memanfaatkan layanan tanya-jawab melalui email yang sudah disediakan jika masih menemui informasi yang belum jelas terkait dengan produk produk kosmetik Wardah.

Hanya saja, pada website perusahaan, meskipun tampilan/desainnya sudah bagus dan modern, sayangnya kanal berita yang tersedia jarang diupdate. Ketika penelitian ini dilakukan, berita terkini ialah berita yang dirilis pada 2016. Padahal, bagian ini juga seharusnya mendapat perhatian agar berita-berita yang disajikan bisa terus up-to-date.

Dengan demikian, selain guna mempermudah konsumen mengakses informasi produk kosmetik Wardah, aktivitas cyber public relations yang dilakukan Wardah juga berdampak pada brand image perusahaan baik secara langsung maupun tak langsung. Dalam hal ini, PR dengan mudah bisa menjangkau publik yang lebih luas dalam hal penyajian informasi, meskipun proses ini tidak menjamin kedekatan emosional antara PR dan publik perusahaan. Artinya, kedekatan emosional tersebut bersifat tertunda di mana feedback tidak bisa langsung didapatkan.

Namun demikian aktivitas E-PR tentu mempunyai lebih banyak manfaat jika digunakan dengan baik dan benar. Misalnya dengan tetap berpegang pada prinsip keterbukaan informasi, kejujuran dalam menyampaikan informasi mengenai produk/jasa yang ditawarkan, kecepatan dalam merespon feedback yang diberikan. Apabila ketiga hal tersebut diabaikan tidak mustahil akan menimbulkan ketidakpercayaan konsumen kepada produk dan menurunkan brand image perusahaan yang sudah tertanam dengan baik di dalam benak para konsumennya.

·         Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara bersamaan variabel dependen yang terdiri dari website perusahaan, publisitas situs pencari online (Google, Yahoo), press release online, email autoresponder, dan media sosial, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap brand image (50%), sementara sisanya (50%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Adapun dua variabel dependen yang menunjukkan pengaruh tinggi ialah situs pencari online dan media sosial. Hal ini menunjukkan jikaa khalayak bisa semakin mudah mencari informasi mengenai produk kosmetik Wardah melalui internet.

·         Kelebihan Penelitian

Kelebihan penelitian ini terdapat pada metode yang digunakan, yaitu menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif dinilai sangat efektif digunakan dalam mencari tanggapan atau pandangan dalam suatu masalah karena adanya kontak secara langsung yang terjadi , sehingga dapat menghasilkan penelitian yang jelas sehingga mudah untuk di pahami oleh para pembaca. Selain itu peneliti juga menggunakan metode kuantitatif sehingga data yang didapatkan kemungkinan error nya sangat kecil.

·         Kekurangan Penelitian

Kekurangan dalam penelitian ini adalah public yang diwawancarai didalam penelitian ini tidak jelas. Sehingga kita tidak tau pasti apakah public merasa pelayanan yang diberikan itu sudah memenuhi keinginan  atau tidak.

Untuk kalian yang ingin melihat sumber atau jurnal lengkapnya bisa klik disini.

0 komentar:

Posting Komentar